Luis Enrique, pelatih Spanyol, bertanya pada dirinya sendiri apakah lebih baik tidak memenangkan Grup E dan malah finis kedua untuk menghindari Brazil, itulah sebabnya timnya tidak akan mencoba merancang rute yang mudah melalui Piala Dunia.

Selección berada di puncak grup dan kemenangan melawan Jepang pada hari Kamis akan menjamin kemajuan sebagai juara grup, tetapi mereka juga tahu satu poin akan membuat mereka lolos ke babak 16 besar dan menghindari Brazil di perempat final.

“Kami telah merenungkannya,” kata Luis Enrique, “tetapi dari sudut pandang profesional, bayangkan kami berspekulasi. ‘OK, kami ingin menjadi yang kedua, itu untuk kepentingan kami.’ Kami mencapai menit ke-95 dan di kedua pertandingan itu 0-0, 0-0, [berpikir:] ‘Semuanya berjalan dengan baik.’ Dan kemudian Kosta Rika mencetak gol dan Jepang mencetak gol. Dan dalam 15 detik Anda tersingkir karena Anda telah berspekulasi selama 90 menit. Atau sebaliknya: Jerman menang 5-0 dan kami imbang dan itu akan berhasil dan kemudian Jepang mencetak gol dan Anda tersingkir.

“Ketika Anda adalah tim yang sangat bagus dan Anda ingin memainkan tujuh pertandingan, Anda ingin menjadi yang pertama. Kami melawan tim yang menempati posisi kedua di Grup F, bukan? Dan kemudian di perempat final, secara teori itu adalah Brazil. OK bagus. Kami bermain melawan Brazil kemudian. Kami tidak bisa dihitung seperti pemerah susu.”

Metafora pemerah susu sama dengan menghitung ayam Anda, sebuah perumpamaan di mana protagonis percaya susu yang dihasilkan sapinya akan memungkinkannya membeli kambing, kuda, dan peternakan sampai suatu hari dia tersandung dan menumpahkan semua susu.

Luis Enrique juga menarik paralel dunia nyata, mengutip kejuaraan bola basket musim panas Eropa ketika Kroasia dengan sengaja melewatkan lemparan bebas terlambat untuk finis ketiga di grup daripada kedua, memungkinkan mereka untuk masuk ke apa yang mereka anggap sebagai bagian yang lebih mudah dari undian yang termasuk Spanyol, yang ingin mereka hadapi. Mereka kalah dalam pertandingan sistem gugur pertama mereka dari Finlandia dan bahkan tidak sempat menghadapi Spanyol, yang kemudian memenangkannya.

“Olahraga elit tidak membiarkan Anda berspekulasi,” kata Luis Enrique. “Untuk memenangkan Piala Dunia, Anda harus mengalahkan semua tim, atau semua orang yang Anda hadapi. Jadi itulah yang akan kami coba lakukan.”